Scary Pumpkin 2

BAHASA INDONESIA DI MASA SEKARANG

| Sabtu, 30 Juni 2012 | 4 komentar |



BAHASA INDONESIA DI MASA SEKARANG
MAKALAH INI DISUSUN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA


Di susun oleh

Akfi Fadlin N (11 016 004)
Prodi Pendidikan IPA

Dosen pembimbing Purwati Zisca Diana, M.Hum


PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2012






KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Makalah ini di susun sebagai tugas mata kuliah“Bahasa Indonesia”.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Purwati Zisca Diana, M.Hum selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia . Kami  juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.







BAB I
I.          PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi  Kemerdekaan Indonesia. Karena bahasa indonesia merupakan bahasa nasional maka kita seharusnya  menggunakannya dalam kegiatan sehari – hari. Selain itu menggunakan bahasa Indonesia harus dengan baik dan benar, bukan dicampur adukkan dengan bahasa daerah, bahasa asing dan bahasa “ gaul “.
Bahasa indonesia memang termasuk bahasa yang mudah untuk di pelajari. Tidak seperti kebanyakan bahasa asing yang terkadang sulit untuk di pelajari. Bahasa indonesia merupakan bahasa yang konsisten dalam hal pengucapannya dan penulisannya, tidak memberlakukan perubahan kata kerja dikarenakan perbedaan waktu. Karena kemudahannya untuk di pelajari, sudah sepatutnya Bahasa indonesia menjadi bahasa nasional yang patut di banggakan.
Bahasa Indonesia yang telah menjadi jatidiri bangsa Indonesia telah mengalami banyak perubahan. "Seiring dengan berjalannya peradaban yang terus bergerak menuju arus globalisasi, bahasa Indonesia dihadapkan pada persoalan yang semakin rumit dan kompleks.
Pada zaman sekarang pemakaian bahasa Indonesia semakin hari semakin kacau, dan belum ada lembaga pemerintahan dan masyarakat yang memberikan perhatian terhadap masalah ini. Padahal bahasa indonesia merupakan bahasa nasional. Apabila hal ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin lagi di masa yang akan datang anak cucu kita tidak akan mengenal apa dan bagaimana itu bahasa  indonesia.





BAB II
II.            PEMBAHASAN
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoenjoeng bahasa persatoen Bahasa Indonesia. Kurang lebih begitulah bunyi ketiga Sumpah Pemuda 28 oktober 1928 .
Dalam bunyi sumpah pemuda tersebut menyerukan bahwa bahasa indonesia adalah bahasa terpenting untuk digunakan di kawasan wilayah NKRI.
Bertepatan dengan sumpah pemuda 28 Oktober 1928 tersebut, bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa Nasional, bahasa pemersatu. Namun di era modern saat ini, bahasa persatuan kita bahasa Indonesia dalam penggunaannya sehari-hari di negara kita ini telah terkotori keindahan bahasa indonesia itu. Alangkah kacau balaunya penggunaan bahasa Indonesia yang terjadi saat ini.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampaian informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi yang terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku.
Bahasa anak muda zaman sekarang memang cenderung lebih arogan jika dibandingkan dengan zaman dahulu, tapi itulah yang namanya perubahan. Arus teknologi dan pengetahuan kini sudah semakin maju, begitu juga cara berpikir anak-anak zaman sekarang juga semakin melaju cepat dan. Bahasa gaul penuh rahasia, hanya remaja yang bisa mengkomunikasikan secara aktif, hal ini disebabkan bahasa remaja hasil campur aduk berbagai bahasa dengan berbagai perubahan.
Penggunan bahasa di kalangan pelajar SD justru sangat sopan dan sangat jelas tutur katanya walaupun masih tidak teratur dalam penempatan kosa katanya, mungkin karena belum terpengarauh bahasa moderenisasi. Ketika mereka beranjak kelas 5 dan kelas 6 mulai terlihat bahasa yang aneh dan mulai memakai kata-kata yang tidak sopan misalya gue dan elu.
Mungkin ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan tempat tinggal mereka,umumnya mereka menyerap perkataan orang-orang yang dia lihat maupun mendengar perkatan di televisi karena sekarang banyak acara-acara televisi yang memasukkan bahasa-bahasa gaul di dalamnya dan mengikuti trend masa kini.
Beda halnya dengan anak Sekolah Menengah Atas yang menggunakan bahasa Indonesia dengan mecampur adukan bahasa gaul dan bahasa inggris, karna di masa-masa SMA para remaja mulai memasuki kehidupan yang lebih dewasa dan akan membaur oleh masyarkat luas sehingga tidak heran kalau pelajar SMA lebih banyak menggunakan bahasa modernisasi.
Guru-guru kita mewasiatkan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Celakanya banyak guru yang menjejali konsep ejaan yang disempurnakan (EYD) dalam berkomunikasi. Hasilnya penggunaan bahasa terkesan kaku dan formal, akhirnya para remaja mencoba keluar dari kekakuan bahasa ini, yaitu dengan menggunakan bahasa gaul.
Mengingat semakin berkembangnya arus komunikasi, maka siswa telah mengesahkan pemakaian bahasa gaul di setiap situasi dan tidak memperhatikan keadaan dengan siapa dan dimana mereka menggunakan bahasa tersebut, kalau hal itu sampai dibiarkan terus terjadi, maka sikap kesopanan bahasa sebagai bentuk kesopanan terhadap orang yang lebih tua sudah terabaikan,misalnya seperti penggunaan kata “kamu” menjadi “lu”. Ini  jelas penggunaan kata yang tidak sopan terhadap orang yang lebih tua.
Bahasa gaul bukan hanya milik orang kota, anak desapun fasih melafalkannya. Berarti bahasa gaul merupakan gajala sosial dan fenomenal. Karya seni tulis seperti puisi, naskah drama, dan novel pun banyak yang berbahasa gaul.
Maraknya penggunaan bahasa gaul yang sering digunakan oleh remaja membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dilupakan. Penggunaan bahasa alay lebih parah lagi. Hal ini terbukti di beberapa akun social media hingga percakapan sehari-hari. Tentu di satu sisi, penggunaan bahasa tersebut menambah kreativitas seseorang. Mereka mudah untuk mengeksplorasi diri dengan memberikan khasanah kreativitas dalam menciptakan sesuatu. Tetapi di sisi lain, perlu adanya kontrol diri untuk tetap menggunakan bahasa Indonesia.
Sebenarnya, awal istilah- istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam suatu komunikasi tertentu. Tetapi  karena sering juga digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.
Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini.
Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul dari pada pemakaian bahasa Indonesia.
Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia.
Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut :
1.      Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pemakaian bahasa gaul, mungkin bahasa Indonesia akan semakin tidak karuan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu.
2.      Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia.

BAB III
III.     PENUTUP

B.     KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa nasional yang harus diutamakan penggunaannya.
Namun kenyataannya bahasa indonesia menjadi bahasa yang “terpinggirkan” karena para remaja dan masyarakat sering menggunakan bahasa gaul sebagai percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media populer.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa.
Untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam etika berkomunikasi.
Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan maka akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, orang lain yang mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak bermoral.
Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh di berbagai kalangan.
Manusia bisa karena terbiasa. Jika anak-anak remaja itu sudah terbiasa menulis dengan kata-kata yang salah maka selanjutnya akan salah. Hal ini dapat membuat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak dipakai dan mati.




C.     SUMBER REFERENSI